Wednesday 24 February 2016

pre-klinik selesaaai :D

Hai haloooo, akhirnya berhasil mengumpulkan niat buka blog lagi wkwkwk.
Semua ini (ngeblog lagi) terjadi karena sedang libur panjang. Yup. Karena sudah 3,5 tahun kuliah artinya masa kuliah preklinik sudah selesai :""")
Sejujurnya aku kangeeeen kuliah. Dan agak ada rasa sesal karena lecture terakhir adalah lecture blok elektif yang di mana aku pilih modul herbal dan fitofarmaka yang di mana aku sama sekali nggak minat dan semua temenku juga heran kenapa aku ngambil modul itu huhuhuuu.
(Alasan milih modul herbal: ngejar nilai A dan main ke tawangmangu. I know, cetek banget emang alesannya -..-)

Pertama kali ngerasa pentingnya lecture adalah ketika aku ikut simposium clinical updates 2015. Why? Kenapa? Karenaaaaaa, isi simposiumnya kuliah banget! Di simposium itu untuk pertama kalinya aku menyadari nikmat yang aku rasakan. Bahwa seharusnya aku sangat amat bersyukur karena kuliah di fk ugm yang notabene termasuk central pendidikan kedokteran yang ilmunya termasuk update, dosennya keren2 sering jadi pembicara di mana2, dan fasilitas juga lengkap!
Beneran deh untuk semua yang masih ngerasain lecture, dinikmati aja lecturenya baik2. Sekarang rasanya ikut lecture mungkin agak kayak "kewajiban". Besok kalau udah jadi dokter kita bayar untuk ikutan lecture. (Ya, aku tahu mahasiswa juga ikut kuliah tu bayar spp dsb. Tapi tahulah ya maksudnya).

Seperti yang semua orang sudah ketahui, kuliah pendidikan dokter panjangnya 7 semester aja. Makanya ini aku udah selesai. Habis preklinik kita akan ikut rotasi klinik, atau yang biasa orang sebut jadi dek koas. Di ugm (denger-denger mungkin cuma sampai angkatan 2012 aja yang pakai sistem ini), untuk nentuin kapan bisa koas adalah dengan OSCE compre. Koas ugm ada 3 gelombang. Gelombang 1 mulai segera setelah semua urusan preklinik selesai, kira2 maret atau april, gelombang 2 kira2 mei atau juni, gelombang 3 aku lupa :p, ya mungkin juli atau agustus hehe. Oiya, dengan syarat lain: sudah yudisium. Jadi ya kalau osce nya sudah lulus tapi belum yudisium belum bisa koas. Sudah yudisium tapi belum lulus osce juga belum bisa koas.

Nah, aku belum lulus osce compre, hehe.
Dulu aku ngebet dan kepengeeeeeen banget cepet koas. Apapun yang dikatakan orang. Aku tetep pengen cepet-cepet koas dan udah nggak pengen kuliah wkwk. Aku masih polos jadi nganggepnya koas pastilah super seru dan segalanya akan beda dari masa preklinik. Tapi banyak dosen, kakak angkatan, dan bahkan masku juga bilang bahwa masa paling indah adalah masa preklinik :"""

Tapi tetep sampai hari ini aku sangat amat mendambakan koas (anak alay: detected)
Bedanyaaaa, dulu aku sangat kepengen cepetan koas. Kalau sekarang enggak lagi harus cepetan.
Jadi, di akhir semester akhir tu aku masih pengen cepetan koas. Tapi karena pengaruh temen, aku jadi pengen gelombang 2 aja. Kenapa? Karena ada semacam tradisi bahwa biasanya yang gelombang 1 anaknya serius2 dan rajin2 dan segalanya yang mengikuti (ex: baca textbook ke mana2, jarang tidur, nggak pernah main, dsb, dsb). Ada yang bilang istilahnya "manikom" atau "pato-kanan". Kalau istilah temen-temen "ambis". Atau kalau istilah anak2 kalanganku "keras". Mmmmm.. nggak ada salahnya sih jadi rajin. Sangat baik dan patut dicontoh malah. Cumaaaa, konon kabarnya mereka cenderung suka "rebutan" pasien. Makanya muncul istilah "manikom".. maniak kompetensi. Sebenernya kalau ditinjau dari anak-anak seangkatan sih nggak keliatan bibit-bibit calon anak2 manikom ekstrem sih. Cuma kalau diliat dari diri sendiri teteeep kayaknya kurang cocok gaul sama anak yang pato-kanannya jauh. Takut malah jatuhnya kehilangan harga diri hahaha.

Karena itu sebenernya aku udah sampai ijin ke ibu bapak pengen yudisium 2 aja. Supaya nggak bisa ikut gelombang 1. Bapakku sih setuju. Menurut bapak mulai koas ngapain buru-buru. Santai aja nggak papa. Tapiiiii, ibuku nggak setuju kalau aku yudisium 2. Koasnya terserah, nggak gelombang 1 juga nggak papa. Yang penting skripsi nggak boleh ditunda.
Karna bapak bilang gpp jadinya aku ya santai-santai wkwk. Itu posisinya aku belum kelar skripsi padahal udah masuk bulan januari.
Waktu itu aku mikirnya mending konsen belajar osce, skripsinya dikelarin habis itu, terus ikut yudisium 2. Tapiiiii, suatu hari aku ngobrol sama Shafira. Kita ngomongin wisuda. Dan aku baru sadar bahwa kalau aku yudisium 2 artinya aku nggak bisa wisuda bulan Mei! NOOOOO! Aku nggak mauuuu wisuda sendiriaaaaaaaannn. Mmm.. Nggak sendirian banget sih, maksudku temen2 deketku pada mau ngejar yudisium 1 a.k.a wisuda Mei. Kalau aku yudisium 2 ntar garing banget nggak punya temen pas wisudaan :(
Sehingga terus langsung ngebut deh ngerjain skripsinya hahaha dan ujian tanggal 28 januari. Super mepet sama batas pengumpulan berkas yudisium (29 januari) padahal 28 januari tu aku ya belum revisi segala haha. Tapi karena sebenernya rapat yudisium masih pertengahan februari (kalau nggak salah tgl 16) jadi aku tetep bisa masukin berkas yudisium walau udah masuk bulan februari waktu aku ngumpulin.

Lha tapi OSCEnya..
Rasa-rasanya dari dulu selesai ujian aku tahu, ini kira-kira lulus apa enggak. Dan ini bukan sindrom post-osce di mana rasanya PASTI nggak lulus padahal nyatanya lulus. Tapi beneran ditinjau dari performa emang udah jelek. Di osce compre ini aku yakin banget seenggak-enggaknya ada 1 stase yang aku nggak lulus. Dan ini nggak lulusnya mutlak. Yakin bangetsss.
Waktu curhat di group chat keluarga, terus kakak iparku yang residen bilang kalau osce itu lulus alhamdulillah, enggak ya gpp. Malahane bisa belajar dulu trs jadi koas berkualitas.
Ya ampun itu membuka mataku banget. Bener banget! Bisa dibilang ini kalau aku mulai koas, aku tanpa amunisi sama sekali. Belum belajar sama sekali, at all!

Terus waktu pengumuman dan ternyata aku nggak lulus oscenya, aku nggak sedih sama sekali wkwk.
Mmmm.. ada sih rasa kecewa. Soalnya sejak dulu kan aku berdoanya pengen koas gelombang 1, tapi ternyata oscenya nggak lulus kan artinya doa ku dulu-dulu nggak terkabul dong :(  Padahal kan i took so much faith on my prayer wkwk. Tapi ya mungkin doa ku yang terbaru yang lebih didengar oleh Allah dan memang ini yang terbaik. Dan aku sekarang bersyukur banget karena aku ini sebenernya, selain perlu belajar, juga masih punya utang garap naskah publikasi buat skripsiku, yang sudah tertunda sekian lama. Menurut dosen pembimbingku, bsk kalau udah koas nggak bakal sempat garap. Makanya ini seharusnya sekarang ngerjain.
Skripsinya aja lamaaa ngerjainnya (dengan alasan: suka menunda pekerjaan), apalagi ini wkwk.

Nah ini sekarang lagi bingung mau ngisi liburan ngapain. Tadinya mau belajar bahasa jerman. Ibu bapak juga udah oke. Aku udah mantep. Tapiiiii, thanks to my big brother yang bilang kalau "Bahasa Jerman? Ntar lak cepet lupa lagi" dengan alasan kan kalau udah mulai koas kira2 hampir 2 tahun lamanya bakal berhenti lesnya (karena ya mana mungkin sempat). Hhmmm.. Terus aku jadi nggak pengen lagi les jermannya :/

Kira2 enaknya liburan ngapain ya?
Kalau sekarang sih yang kepikir ngulang dikit2 materi kuliah preklinik, belajar masak, dan mulai lagi crochet. Setelah naskah publikasi jadi tentunya. Yang di mana sejauh ini progressnya masih sangat sedikit wkwk.
Semoga liburan ini produktif dan habis ini remed osce lulus, bisa ikut koas gelombang 2 dan jadi koas yang berkualitas. Aamiin!!

No comments:

Post a Comment